Kali ini Helen kembali dengan tempat makanan si Remus anjing kami, lalu
dengan santainya dia menaruh tempat makanan anjing itu di lantai dan
dengan gaya yang sangat elegant dia menyalakan sebatang rokok, dan
perlahan dia berjongkok tepat di atas tempat makanan anjing tersebut.
Dengan pandangan yang sinis sambil merokok dia menatapku dan berkata..
"Loe haus kan?? Sebentar lagi loe bakal dapet minuman yang sangat
enak" katanya, lalu perlahan aku melihat cairan yang agak kekuningan
memancar dengan deras dari memeknya.
Dia kencing di tempat makanan anjing itu dengan menatapku sambil
merokok. Lalu setelah selesai dia bangun dan menjambak rambutku kembali
dan dituntunnya aku dan menekan mukaku ke tempat makanan anjing
tersebut kemudian disuruhnya aku meminumnya.
"Ayo minum!! Minum kaya anjing cepet!!" perintahnya sambil terus
menekan mukaku ke tempat makanan anjing itu. Dengan perlahan kujilati
dan kuminum air kencingnya dari tempat tersebut sampai habis.
"Enak nggak juice gua??" tanyanya. Aku diam saja karena aku merasa
mual setelah meminum air kencingnya. Tiba-tiba rambutku dijambak ke
atas ke hadapannya lalu dengan keras dia menampar pipiku, PLAKK!!
"Anjing, gua tanya enak nggak, loe diem aja, sekarang gua tanya lagi, enak nggak?"
"Enak Nyonya, enak banget.."
"Shh.. hmm, gila sekarang gua horny banget, tapi kontol loe terlalu
jelek buat gua entotin, tapi gimana lagi yah" katanya dengan sinis.
"Udah sekarang kamu tiduran, terus kocok kontol loe yang jelek gua
pengen liat mau nggak gua pake kontol loe cepet!!", katanya sambil
mendorongku sampai aku terjengkang.
Dengan perlahan kukocok kontolku sendiri, lalu tiba tiba dia
berjalan menuju ke arah sepatunya dan mengambil sepatunya lalu di
lemparkan kepadaku sambil berkata..
"Nih ciumin and jilatin sepatu gua sambil loe kocok kontol loe.."
Dan aku mulai menciumi sepatunya dan menjilatinya sambil aku mengocok
kontolku yang sudah mulai dan menjadi sangat keras.
"Ooh enak Nyonya, sepatu Nyonya baunya, ahh iyah Nyonya" kataku tanpa kusadari dan tak tahu kenapa aku menjadi sangat horny.
Lalu setelah kontolku menjadi sangat keras, dengan perlahan dia
berjongkok dan tangannya menarik kontolku dengan sangat kasar, sampai
aku merasa kesakitan, dan mengarahkannya ke memeknya. Ooh inilah yang
kutunggu-tunggu, damn gua pengen banget ngerasain memeknya, pikirku.
Dengan perlahan dia memasukkan kontolku ke dalam memeknya dan
menggoyang-goyangkan pantatnya dengan gerakan yang berputar.
"Enakk sekali Nyonya, terus Nyonya" kataku. Tapi dia hanya diam saja dan tiba tiba berkata..
"Gila kontol loe nggak enak nih" bentaknya sambil menatapku dengan sinis.
"Tapi shit, apa boleh buat nggak ada kontol lain, dildo gua aja
ketinggalan di rumah Papa" katanya lagi sambil menggoyangkan pantatnya
naik turun dengan gerakan memutar ala ngebor dan dengan mata yang merem
melek. Tiba tiba ada suara langkah kaki dan ada yang berteriak..
"Nyonya?? Pak??"
Ternyata satpamku masuk. Aku kaget sekali di buatnya. Shit mati
gua, satpam gua ngeliat lagi, pikirku. Tapi dengan tanpa ekspresi
terkejut, Helen menjawab..
"Iyah kenapa Pak Bandi?", tanyanya sambil terus mengentot kontolku.
Dengan tiba-tiba Helen bangun dari kontolku yang sudah meloyo
karena aku terkejut. Dan dia berdiri di hadapan satpam tersebut dengan
keadaan telanjang.
"Pak, coba Pak saya liat kontol Bapak, kontol suami saya loyo,"
katanya sambil tangannya mengarah ke bagian celana Pak bandi dan
merogohnya.
"Nyah jangan Nyah, wah nggak enak sama tuan," kata Pak Bandi.
"Udah, cepet turunin celana kamu, kamu mau yang enak nggak?" kata Helen istriku sambil tersenyum nakal.
"Bapak kan pasti mau juga kan? Masa sih nggak mau? Kok kontolnya
keras kalo nggak mau?" ujarnya sambil tangannya merogoh kontol si
satpam yang lucky itu.
Tak tahu kenapa tapi saya menjadi sangat horny melihat adegan
seperti itu hingga dengan tanpa sadar aku mengocok kontolku yang
kembali tegang sambil melihat istriku yang sudah gila itu merayu si
satpam untuk mengentotnya. Lalu dengan perlahan dia berjongkok di depan
si satpam sambil memohon..
"Ayoo Pak, saya pengen liat nih kontol Bapak" pintanya sambil
membuka buckle ikat pinggang si satpam dan menurunkan resleting si
satpam dan mengeluarkan kontolnya.
Ooh my God, ternyata si satpam mempunyai kontol yang panjang dan
berdiameter besar. Si satpam yang masih malu-malu itu mencoba
menghindar. Tetapi dengan tidak tahu malunya, istriku memaksa untuk
memasukkan kontol si satpam yang besar itu ke dalam mulutnya..
"Ahh ini kontol gede sekali dan enak, macho sekali dengan warna
yang agak kehitaman, besar dan penuh dengan urat-urat kejantanan, ahh
enak sekali, nggak seperti kontol suami saya tuh yang kecil" katanya
sambil mengulum dan menghisap kontol si satpam itu dan memandangku
dengan hina. Pak bandi yang tadinya malu-malu, sekarang menjambak
rambut istriku dan mengnhujam-hunjamkan kontolnya ke dalam mulut
istriku sambil meracau..
"Ooh gila mulut Nyonya enak nih.. Arrgghh enak sekali, terus Nyonya, sepong terus kontol saya, Nyonya kan suka," katanya.
"Iiyyahh Pak kontol Bapak enak juga.. Pake Pak mulut saya, entot
mulut saya.." kata istriku yang sudah lupa daratan karena birahi.
Saya hanya bisa memandang dengan perasaan yang marah kesal, tapi di
samping itu aku juga horny berat, sampai-sampai kontolku menjadi tegang
sekali. Dan aku pun mengocok kontolku sambil melihat pemandangan yang
gila itu.
Gila Helen, cewe anggun begitu sampai kontol satpam saja dia suka,
aku sendiri pun tak percaya melihatnya. Setelah puas dia mengulum dan
menghisap kontol Pak Bandi satpamku yang sangat beruntung itu, dia
duduk di sofa dan menyuruh Pak Bandi untuk memasukkan kontolnya lagi ke
dalam memeknya.
"Ooh Pak Bandi saya sudah nggak tahan lagi, Bapak mau kan masukin dan muasin saya?" tanya Helen.
Lalu dengan buasnya Pak bandi memasukkan alatnya yang begitu besar
ke dalam memek istriku dan mulai menggenjotnya, kontan istriku mendelik
dan berteriak..
"Aah gila nih kontol be.. be.. besar se.. se.. kali ahh.. ooh yah..
eenak sekali, tterus Pak entotin saya" katanya seperti orang yang sudah
hilang ingatan. Kontan Pak Bandi si satpam menjadi sangat buas
mengentot istriku, memompa istriku dengan sangat kuat..
"Oohh ooh ooh.. Pak saya mau keluar nih.. Saya hampiir sampai",
dengan makin gila Pak Bandi memompa dengan kuat memek istriku sampai
akhirnya..
"Aah gilaa gua kkeluar!!" jerit Helen sambil tangannya meremas
pantat Pak Bandi si satpam. Tapi rupanya si Pak satpam masih kuat dan
masih bernafsu untuk menikmati vagina istriku. Dia tetap memompa hingga
istriku mendelik dan mendesah kenikmatan. Sambil memandangku, dia
berkata..
"Nih liat monyong, kontol tuh kaya gini, enak, nggak kaya punya
loe" bentaknya padaku sambil terus menikmati kenikmatan yang Pak Bandi
si satpam berikan kepadanya. Tiba tiba Pak Bandi sudah tidak tahan dan
mulai berteriak..
"Ahh ahh ahh, Nyonya saya mau keluar Nyonya ooh ooh"
"Pak, keluarkan di mulut saya, saya ingin merasakan peju Bapak" katanya dengan penuh nafsu.
Lalu Pak bandi mencabut kontolnya dan mengarahkannya ke muka
istriku hingga memuntahkan air maninya ke situ. Dan dengan tanpa rasa
jijik Helen istriku yang gila itu menelan dan mengulum air mani Pak
bandi di hadapanku. Akhirnya dengan tersenyum puas dia berkata..
"Terimakasih yah Pak, enak sekali peju dan kontol Bapak, saya
dibikin puas olehnya. Untung ada Bapak, kalo tidak saya nggak akan bisa
puas dengan kontol suami saya. Lain kali kalo Bapak lagi horny masuk
aja OK", katanya sambil mencium kontolnya lagi. Si satpam tersenyum dan
berkata..
"Iyah Nyonya, memek Nyonya juga enak sekali. Belum pernah saya
merasakan wanita secantik dan seseksi Nyonya" Kemudian istriku berdiri
dan merangkul si satpam sambil berkata..
"Temenin saya mandi yuuk, siapa tau nanti di dalam alat Bapak berdiri lagi".
Dengan tanpa memperhatikanku sama sekali, Helen menarik tangan si
satpam membawanya menuju ke kamar pengantin kami dan ke kamar mandi. Di
sana aku dengan kontol yang masih sangat tegang hanya bisa
memperhatikannya sambil mengocok kontolku. Ahh, betapa malangnya
nasibku..
E N D